Kamis, 14 Desember 2017

Menikah = Barakah

Pagi itu di kereta jurusan Kta - Pse (2014)

"Mas, mmh.. rencana ingin punya anak berapa ?" tanyaku pelan, tersenyum menatap lelaki yang beberapa hari lalu menikahiku. 

"Wah, mas belum kepikiran sampai situ. Dijalani aja dulu, pelan-pelan" tatapnya lembut.

Kami saling terdiam, termenung membayangkan beberapa impian yang seakan terus menari di kepala. Bagaimana perkenalan kami kedepan (karena kami menikah tidak saling kenal dan tidak pacaran), bagaimana nanti suasana tinggal di rumah mertua.. siapkah? kapan akan punya rumah sendiri, dan tentunya saya memang sudah berharap dari sebelum menikah, ingin punya anak banyak.Mungkinkah, khayalan kebahagiaan akan terus bergulir di kehidupan pernikahan kami. 

Pernah dengar dari seorang Ustadz, salah kalau orang yang datang ke pernikahan kita dan mengucapkan do'a "semoga lekas punya momongan yaa..". karena sejatinya pernikahan itu adalah untuk menggapai barakah terlepas ada atau tidak adanya anak di samping kita. 

Toh jauh di atas kita, dari kisah Nabi, saudara-saudara terdekat kita, dan teman-teman dekat kita.. banyak yang masih mendua hingga menua. Sampai-sampai nabi Zakaria as berdo'a dalam surat Maryam ayat 1-11 :

كهيعص (١) ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (٢) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (٣) قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (٤) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (٥) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (٦) يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا (٧) قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا (٨) قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا   (٩) قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا (١٠) فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا (١١
Terjemah Surat Maryam Ayat 1-11
1. Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad.
2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria[1],
3. (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut[2].
4. Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh (semua) tulangku telah lemah[3] dan kepalaku telah dipenuhi uban[4], dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, Ya Tuhanku[5].
5. Dan sungguh, aku khawatir terhadap mawaliku[6] sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,

6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya'qub[7]; dan jadikanlah dia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai[8].”
7. (Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya[9], yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.
8. Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku dapat mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
9. Allah berfirman, "Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku[10]; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal pada waktu itu engkau belum berwujud sama sekali.”
10. Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda[11].” Allah berfirman, "Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia[12] selama tiga malam[13], padahal engkau sehat.”
11. Maka dia keluar dari mihrab[14] menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah[15] kamu pada waktu pagi dan petang.”


Maka, yang ingin saya sampaikan kepada calon ayah bunda. Angkatlah beban di pundakmu. Bangunlah ! Anak bukanlah satu-satunya tujuan kalian menikah. Sesungguhnya, tidak ada yang lebih berharga dalam rumah tangga kecuali pernikahan yang penuh barakah. Tidak ada yang patut kita harapkan dalam pernikahan melebihi barakah

Rabu, 13 Desember 2017

Ikatlah Ilmu dengan Pena

Bismillah.. First Time !

Awalnya saya tidak ada keinginan untuk menuliskan apa yang saya rasa, alami dan pernah terjadi.
Pertama dan paling utama ya karena saya tidak pandai dalam merangkai kata-kata.
Entah apakah blog ini bisa menjadi inpirasi untuk banyak orang.. atau hanya akan menjadi kenangan dalam maya..
Berbekal dari membaca sekian blog dari teman-teman dumay, saya semakin merasa bahwa saya harus menuliskannya..

Mungkin sebagian besar blog ini akan berisi seputar program kehamilan.
Sedikit perkenalan, saya dan suami saya sedang mengupayakan agar saya bisa segera hamil dan punya anak. Tidak mau berharap lebih, karena satu pun cukup untuk kami. Jika Allah kasih lebih, kami akan sangat bersyukur karenanya.

Saya menikah tanggal 28 Mei 2014, ketika saya mengetik blog ini.. maka pernikahan saya sekarang berjalan sekitar 3 tahun 6 bulan 14 hari.. Count down .. detik detik menuju 4 tahun pernikahan.

Well, menurut kami, ini bukanlah waktu yang sebentar.. it's too long for us to get a baby.
Dan dalam kurun waktu itu pulalah, kami mengejar satu impian kami. Jatuh bangun, dan dalam senyap tangis di sudut kamar.

Inilah blog yang akan menjadi saksi perjalanan kami, entah ini akan menjadi sad ending atau happy ending. Kami akan terus berupaya, dan senantiasa berdo'a agar kami selalu diberi kekuatan, ketegaran, kemampuan dan kesabaran. Saya percaya, bahwa Allah tidak akan menguji kami di luar batas kemampuan kami.. Maka mudahkanlah ya Allah, jangan Engkau persulit.

Semoga, dengan saya berbagi cerita dan pengalaman, maka akan semakin banyak calon ibu - calon ibu di luar sana yang tidak lagi menangis sedih, tapi menangis bahagia. Good Luck bunda, wish you all the best. Wish you lucky. Wish you will get a baby soon. Same to Me. Aamiin.

Kehamilan Kedua

            Waktu itu tanggal 7 Februari 2021, ada seseorang share di grup wa tentang seleksi beasiswa S2 tazkia jurusan magister ekonomi sy...